Sabtu, 11 Agustus 2012

Arti Milanisti


Sebagai seorang yang mengagumi sesuatu (bisa berupa apa aja), pasti akan merasa amat kecewa bila yang dikagumi mengalami hal yang tidak dikehendaki dan jauh dari harapan.
Yah.. Kita selalu mengharapkan yang terbaik, walau kenyataan tidak selalu baik.
Kita pasti sering membangga-banggakan sesuatu yang kita kagumi.. Apalagi yang dikagumi mampu menghadirkan sesuatu yang luar biasa. Lalu bagaimana jika yang terjadi justru sebaliknya? Apakah kita masih akan tetap membanggakan yang kita kagumi, pada saat yang dikagumi justru tidak lagi mampu menghadirkan sesuatu yang bisa disebut hebat atau luar biasa..? Rasanya pada saat seperti itu kesetiaan atau loyalitas menjadi hal yang patut untuk dipertanyakan Setidaknya ini yang tengah dihadapi AC Milan, klub sepak bola asal italia. Sebagai salah satu pendukung milan (Baca: orang yang selalu membangga – banggakan), aku merasa kurang senang dengan sikap yang ditunjukkan oleh sebagian besar milanisti di italia atau bahkan dunia. Gak ada hal yang sempurna, apapun itu. Dan milan tak terlepas dari kenyataan itu. Gak ada tindakkan yang benar2 benar.. Juga gak ada yang benar2 salah.
Petinggi milan memang telah membuat keputusan penuh kontroversi dengan menjual pemain kebanggaan publik san siro, Kaka, ke Real Madrid awal musim ini. Dan semua itu dilakukan untuk demi menyeimbangkan kondisi finansial milan. Namun bagi sebagian besar milanisti itu justru merupakan sebuah kesalahan besar. Semua orang tahu talenta yang dimiliki Kaka dan juga apa yang telah ia lakukan untuk milan. Memang berat bagi milan untuk menjalani kompetisi tanpa pemain brasil itu. Dan milanisti rasanya cukup sadar akan hal itu dan menjadi amat kecewa. Bahkan saking kecewanya mereka melakukan tindakkan yang sungguh merugikan milan, dengan tidak memberi dukungan bagi milan dalam bentuk apapun. Hal ini jelas terlihat dari penurunan jumlah suporter yang hadir ke stadion, penurunan jumlah penonton via layar kaca bahkan penurunan penjualan aparel milan.
Jadi inilah saat yang tepat untuk mempertanyakan loyalitas para milanisti. Milanisti rupanya telah kehilangan kebanggaan terhadap milan. Milan mulai kurang dikagumi. Yah, untuk saat ini milan memang kehilangan pesonanya. Tidak ada lagi yang bisa dibanggakan darinya. Milan tengah terpuruk.. Memang, tapi ini bukanlah saat yang tepat untuk meninggalkan milan. Justru inilah saat yang tepat untuk membuktikan diri kita sebagai milanisti, dengan memberi dukungan penuh bagi milan. Bukankah itu bisa menjadi sebuah kebanggaan. Meski klub belum mampu memberi hasil maksimal, namun dengan kesetiaan setidaknya milan memiliki kebanggaan akan suporternya dan tentu membakar semangat para pemain untuk memberi hasil positif. Selain itu milanisti juga bisa terhindar dari cercaan suporter lawan.
Jadi, hal yang perlu dilakukan oleh para milanisti adalah kembali melakukan apa yang seharusnya dilakukan, yaitu dengan penuh rasa bangga(seperti saat milan merengkuh tropi prestisius pada 2007) mendukung milan dengan cara apapun dan mempercayakan kepada pelatih untuk membangun tim yang sesuai harapan, serta dengan bangga menerima hasil yang didapat sekalipun kalah dan dibantai. Yakin dan percaya milan akan bangkit, karena milan tidak hanya terdiri dari 1 pemain (Kaka), namun ada 24 pemain yang siap untuk memberikan yang terbaik. Dan akhirnya kita bisa sepenuhnya saling membanggakan.. Karena kitalah, para milanisti, yang merupakan pemain ke-12 milan.. Forza milan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar